goe uda gede !

haloooou ! ... asalamualaikum epriiiinn .... luv yu vull ! hahahaha

terlintas di kepala goe buat kembali membual seperti orang kebakaran bulu ketek. hehehe

topik kali ini adalah masalah cinta cinta dan cinta. sebenernya goe enggak begitu excited dengan permasalahan ini. sayangnya, sekarang ini goe emang lagi kejerat sama ni problem. goe nyadar. goe udah ampir delapan belas taon. usia yang bisa dibilang sudah matang buat menapaki dunia pacaran yang glamor dan luxurious seperti iklan sabun lux. hahaha. tapi goe enggak punya cowok !

jomblo memang pilihan yang lagi goe jalanin. goe selalu inget kata-kata demute "enggak usa pacaran!". goe kepikiran petuah bokap goe "pacaran sekali saja. langsung kawin. pasti keren. laki loe enggak bakalan cari-cari alasan yang berhubungan dengan mantan pacar". aduuuhhhh babe ... mission imposible dueh !. catatan : babe cuman ngelarang buat pacaran bukan berarti enggak ngasi ijin goe buat jatuh cinta. hehehehe. jadi inget kata-kata alvi "semakin jelek seorang cewek, semakin banyak cowok yang dia punya. karena dia gampangan. siap aja yang nembak pasti langsung ditrima. mumpung laku. semakin cantik seorang cewek, dia semakin dikit pacarnya. soalnya cowok-cowok yang nembak di tolak semua. kecuali yang bener-bener level ideal". goe suka nih kata-kata alvi ! ajib!


di setiap mata goe melek, kebanyakan goe liat berpasang-pasang remaja pacaran. kemarin aja goe liat temen SD goe pacaran di sekola dengan centilnya. goe liat sepasang kakak kelas goe yang saling rayu merayu. goe liat tetangga kamar goe di apelin. goe tau ex goe lagi jalan sama ceweknya. lha goe ??? cuman mlongo liat mereka semua. huuuuaaaaaaaaaaa

mungkin goe adalah cewek nyebelin, enggak feminis dan tidak 'wuaaa' bagi kaum adam. makanya goe jomblo. tapi goe bangga sama diri goe sendiri. karena mustinya emang gitu.goe itung-itung cowok yang penah ngedeketin goe cuman 1,2,3 dan seterusnya (boong banget). semut-semut itu kabur dengan sendirinya tanpa goe usir. tau kenapa ?? karena di sana ada madu yang lebih manis. ooooooshiet men! kenapa goe selalu kalah sama madu-madu sialan !

goe bingung. akir akir ini goe sering menggila tanpa sebab. goe kepikiran dia mulu. hahaha. 'dia' siapa dia ? dia siapa ? apakah goe lagi jatuh cinta ? goe enggak tau. goe enggak bisa mastiin. soalnya goe belum tau apa itu yang namanya cinta. goe cuman tau kalo cinta itu terbuat dariterigu sama ceplok telor. (lebaiiiiii).


ooooooh priiiiiinn.. pas goe liat mukanya, rasanya wuaaaaahhhhh ! walopun secara enggak langsung. nyesel banget seh enggak bisa bareng dia. padahal goe bercita-cita duduk same-same. sabar sabar sabar sabar ! goe kasi dia nama sabar ! hahahahahaha.

jadi temen sekaligus pacar goe. keputusan yang bijak. huaaaaaaaa

seandenya goe cowok. goe pasti uda ngomong. sayangnya goe cewek. jadi enggak mungkin banget kalo goe bilang ke dia. menyalahi hukum cewek ! halah! apaan seh !

yaa udah, akhirnya goe cuman bisa diem. tapi goe berani buka mulut disini. soalnya menurut goe. goe uda gede. enggak perlu malu buat ngakuin dan nyatain sama diri goe sendiri kalo goe lagi menggila. huaaaaaaa

NONGKRONG

Aktivitas nongkrong tidak lahir kemarin sore. Nongkrong di kalangan remaja adalah hal yang biasa, terutama remaja laki-laki. Nongkrong atau ngumpul dengan teman-teman, siapa yang tidak mau? Saat nongkrong remaja melakukan hal yang mereka sukai. Biasanya mereka bermain kartu (remi). Ada juga yang ngobrol dan ngerumpi. Terkadang disela obrolan, mereka asyik dengan ponselnya yang setia menemani dengan fitur musik, internet, facebook dan email. Disamping itu, mereka bisa pasang aksi, jual tampang, bercanda ria, menggoda orang yang lewat, atau hanya sekadar menikmati pemandangan di depannya untuk cuci mata. Kegiatan seperti ini telah membudaya di kalangan remaja dari zaman ke zaman. Bahkan tidak hanya remaja saja yang menyenangi duduk-duduk di pinggir jalan tetapi juga orang dewasa dan orang tua.


Nongkrong bisa menjadi sarana untuk menghilangkan kejenuhan terhadap rutinitas sehari-hari. Sebagai kegiatan hiburan, tentu saja kegiatannya bersifat menghibur. Seperti ngobrol, bermain gitar, atau menyanyi. Akan tetapi, nongkrong sering terlihat berkulit busuk sehingga dipandang buruk rupa karena diekori tindakan lain yang negatif, sia-sia, dan “melanggar”. Sebutlah, mabuk-mabukan dan menggoda orang yang lewat. Oleh karena itu, tempat-tempat yang kiranya dapat dijadikan tempat nongkrong perlu diawasi. Jangan sampai tempat yang semula aman dan nyaman berubah menjadi tempat yang seram dan menakutkan.

Saya pernah bertanya kepada seorang yang mania nongkrong mengenai plus minus nongkrong. Menurut dia, manfaat nongkrong adalah sebagai ajang untuk pengakraban dan belajar tentang pengalaman orang lain, killing time daripada bengong, menambah pengetahuan, menambah teman dan tentunya tambah gaul. Terlepas dari manfaatnya, nongkrong juga bisa merugikan karena membuat dia lupa waktu dan tanggung jawab, semakin boros (beli kopi dan rokok), pergaulan kurang terkendali sehingga mudah terpengaruh lingkungan.

Nongkrong adalah sarana, baik-tidaknya tergantung bagaimana orang menggunakannya. Nongkrong tidak selamanya negatif, tidak pula selamanya positif. Kalau yang menggunakan orang baik, maka baiklah nongkrong itu. Misalnya, bila nongkrongnya berbumbu bahasan karya sastra, mungkin ia akan terbiasa menelisik sastra. Bila biasa tongkrongan politik, kepiawaian politik ia dapat. Bila biasa nongkrong berbincang tren otomotif, kritik terhadap modifikasi mesin sanggup ia keluarkan. Namun ketika sekelompok pemuda berkumpul tanpa ada kegiatan yang pasti, maka timbullah keisengan yang bisanya cenderung kearah negatif. Pemerintah dan masyarakat setidaknya memberikan perhatian kepada fenomena yang mulai menjamur ini. Tidak selamanya kehidupan ini kita isi dengan nongkrong saja. Kita diharapkan untuk kembali ke dunia nyata dengan berani.

Sebagai generasi bangsa yang berwawasan, marilah kita isi kegiatan nongkrong dengan hal-hal yang positif dan bermanfaat, jangan sekadar ngobrol atau ngopi. Saat ngobrol jangan hanya membicarakan orang lain, tapi diskusikanlah mengenai pendidikan dan masa depan yang harus kita takhlukan.